Tanpa pengobatan, orang dengan penyakit liver adalah rentan terhadap berbagai komplikasi, termasuk:
- Ensfalopati hepatik - jaringan mencegah aliran yang tepat dari darah melalui hati, sehingga racun tetap. Racun ini beredar, terutama amonia, mempengaruhi fungsi otak dan dapat menyebabkan koma.
- Asites -penyakit liver dapat menyebabkan penumpukan natrium tubuh (garam), yang menyebabkan retensi cairan di rongga perut (asites) dan dalam kaki-kaki dan punggung *edema).
- Gagal hati - sel hati rusak lebih cepat dari hati dapat mengganti mereka, sampai organ tersebut tidak dapat lagi berfungsi secara memadai.
- Kanker - sirosis atau beberapa bentuk hepatitis dapat membuat hati lebih rentan terhadap kanker primer (kanker yang berasal dalam hati).
- Perdarahan gastrointestinal - pembuluh darah yang biasanya perjalanan melalui hati mungkin diblokir karena sirosisi. Vena kemudian melewati hati dan mungkin perjalanan sepanjang perut atau lapisan kerongkongan, dimana mereka dapat pecah dan berdarah.
- Penyakit liver didiagnosis dengan menggunakan sejumlah tes, termasuk :
- Pemeriksaan fisik - hati dapat diperbesar
- Riwayat medis - termasuk obat-obatan dan faktor gaya hidup seperti diet dan konsumsi alkohol, paparan infeksi hepatitis virus, transfusi darah, tato atau riwayat keluarga penyakit liver.
- Tes darah - untuk memeriksa kadar enzim hati dan penyakit kuning (kekuningan) dan untuk menilai kemampuan produksi protein hati.
- USG scan perut - tiga dimensi 'x-ray' menggunakan gelombang suara. Ini digunakan untuk melihat hati dan organ lainnya, termasuk memeriksa ukuran dan bentuk, periksa hati untuk benjolan yang abnormal dan menilai akumulasi cairan.
- Lain scan - termasuk computed tomography (CT) scan dan magnetic resonance imaging (MRI).
- Biopsi - sepotong kecil jaringan hati akan dihapus dan diperiksa dibawah mikrosop dilaboratorium.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar